Jumat, 12 Juni 2015

My Dearest Koko - Say No to Bullying

Selamat malam ^^


Masih hangat dibicarakan kasus Angeline yang dibunuh & mengalami kekerasan. Sudah agak usang pulalah ingatan saya soal 'bully' mem-'bully' Ya, saya pun pernah di-bully oleh teman sekolah saya semasa SMP. Dan saya harap dengan tulisan ini, saya bisa menginspirasi adik-adik kelas saya untuk bisa aktif melawan 'bullying' Sekaligus juga untuk orang tua, please kalau memang anaknya pendiam & tidak suka bercerita, coba pancing untuk bercerita kegiatannya di sekolah. It doesn't matter if you are working mom, you can listen (not hear) to your child :)


Beruntung saya dilahirkan di keluarga yang perhatian terhadap saya. Beruntung pula saya dikaruniai bakat hobby ngoceh & bawel, bila tidak? Mungkin saya juga akan bernasib sama dengan almarhumah Angeline. Semasa SMP saya adalah anak yang berprestasi di sekolah. Ada seorang teman yang 'tidak normal' yang bersekolah di sekolah tersebut. Namanya Arnold, tubuhnya tinggi besar, lebih tinggi dari teman-teman lelaki sebaya saya waktu itu. Perilakunya pun kurang menyenangkan, cenderung agresif. Kebetulan, Arnold tidak begitu suka dengan prestasi saya di sekolah (dan mungkin karena saya orang yang kurang permisif bila diintimidasi) Berbagai macam perilaku yang menurut saya masih bisa ditolerir yang pernah saya dapatkan, seperti bangku saya diolesi balsem, sampai ancaman ketika saya mendapat nilai bagus, yang tidak terlalu saya ladeni.

Menginjak kelas 2 SMP, Puji Tuhan saya tidak sekelas dengan Arnold. Namun entah kenapa, di suatu siang, teman-teman lari kocar-kacir melihat Arnold 'mengamuk' Saya ada di dalam kelas waktu itu dan saya adalah orang yang paling malas menunjukkan ketakutan saya. Mungkin hal itulah yang membuat Arnold semakin marah kepada saya, kerah baju saya diangkat dan badan saya diangkat sambil digoncang-goncangkan. Jujur lumayan ngeri sih, apa ga ngeri tuh diangkat 'monster' & teman-teman lain (bahkan laki-laki) pun tidak ada yang berani mendekat membela saya?


Sepulang rumah, saya cerita ke Mama saya mengenai perilaku Arnold tadi. Sontak Mama marah waktu itu & menanyakan sejak kapan saya diperlakukan seperti itu. Mama pun memarahi Koko (kakak laki-laki) saya, kenapa tidak peduli dengan saya yang waktu itu tinggal serumah dengan keluarga Koko. Eh, tanpa basa-basi, keesokan harinya Koko (yang termasuk kategori tinggi besar, 180 cm) melabrak Arnold yang ternyata Koko pun kalah tinggi jauh dibanding Arnold (ya maklum lah Koko saya kan jago berantem :p) di depan saya dengan gagah beraninya 'Kamu jangan macam-macam dengan adik saya ya! Atau hadapi saya!'


Arnold kapok? Ya nggak lah, wong orang 'nggak' normal koq takut. Keesokan harinya saya diberi tau oleh teman sekolah saya yang menunggu saya di gerbang sekolah supaya jangan masuk dulu karena Arnold sedang bawa pisau & mencari saya. Ya, mulai saat itu, SMP saya menjadi neraka buat saya, berangkat sekolah selalu was-was bila saya ditusuk dari belakang. Saat istirahat makan saya ketakutan lari ke ruang guru agar Arnold tidak menyerang saya.

Saya kesal dengan Koko saya waktu itu, 'coba Koko nggak labrak si Arnold, Devi bisa sekolah tenang deh!' Kontan Koko saya bertambah kesal & heran dengan pihak sekolah yang seolah-olah tidak mau tau dengan keadaan 'ketidaknormalan' Arnold. Besoknya Koko saya menghadap Kepala Sekolah dan mengancam akan memberitahukan ke koran sampai masalah ini tidak diselesaikan dengan baik. Untunglah pihak sekolah mulai responsif, Arnold mulai diawasi oleh seorang guru agar tidak mengganggu anak yang lain.

Jadi, apakah adik-adik sekarang menghadapi kejadian seperti itu? Laporkan pada keluarga terdekat ^^ Be brave!


Tetap semangat ^^


God bless


DPS pamit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar