Tak terasa kita sudah memasuki masa puasa. Pada masa puasa ini kita kembali diingatkan untuk bertobat dan mempersiapkan Paskah. Melalui Mazmur hari ini kita diingatkan juga bahwa pertobatan dengan mempersembahkan hati yang hancur dan remuk tidak akan dipandang hina oleh Tuhan. Hal apa sajakah yang bisa kita lakukan dalam masa pertobatan ini?
Melalui bacaan
Injil dan bacaan pertama, kita melihat bagaimana teladan Yesus yang sungguh
berkebalikan dengan Adam. Ada tiga sikap Yesus yang dapat kita teladani melalui
peristiwa pencoban di padang gurun. Yang pertama, Yesus mengutamakan firman
Allah ketimbang kenyamanan. Pada kitab Kejadian, Allah juga telah menyampaikan
firman-Nya, bagaimana manusia tidak boleh memakan buah dari pohon yang ada di
tengah taman. Namun, manusia mengabaikan firman Tuhan, dan menuruti
kenyamanannya (dilihatnya baik dan sedap). Meluangkan waktu beberapa menit
dalam sehari untuk membaca firman Tuhan, terkadang tidak kita lakukan. Alasan
yang kita kemukakan pun bermacam-macam, ah kalau pagi gak keburu Tuhan, nanti
terlambat ke sekolah atau kantor. Kalau siang? Masa gak sempetin makan siang,
kan butuh tenaga juga. Pulang sekolah atau kantor? Ngerjain tugas dong, kerja
kelompok, oh ada meeting di gereja, ada pertemuan lingkungan, ada ketemuan ama
teman yang udah lama gak pernah ketemu. Akhirnya tibalah malam hari, munculah
alasan ngantuk dan ketiduran yang kita kemukakan, dan berakhirlah hari itu
tanpa membaca firman Tuhan dan direfleksikan. Kalau iseng kita hitung, seberapa
lama sih waktu yang kita habiskan untuk menonton film, browsing, melihat social
media dalam 1 hari?
Kalau sekedar
hapal firman Tuhan, iblis pun bisa melakukannya. Hal tersebut dapat kita lihat ketika
iblis mengatakan kepada Yesus, "Jika Engkau Anak Allah,
jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan
memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas
tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." (Mat 4 :6) yang
sesungguhnya iblis sebutkan dari Mzm 91 : 11-12 Bisa kita lihat bagaimana
lihainya iblis dalam mempermainkan firman Allah untuk menjadi sebuah alasan,
menjadi sebuah senjata untuk menyerang orang lain, tenang aja Tuhan baik koq, sekali
tidak baca firman Allah juga tidak akan mati.
Bagaimana dengan Yesus, teladan sejati kita semua? Yesus tidak
hanya tau firman Allah, Dia juga melaksanakannya. Jadi, Ketika kita hanya tau
firman Allah, dan mencomotnya untuk berbagai kepentingan diri sendiri, apa
bedanya kita dengan iblis?
Teladan Yesus kedua, sadar akan situasi yang dihadapi dan
merefleksikan dengan firman Allah yang tepat. Bukan sok jagoan dan ingin
membuktikan firman Allah yang hanya sepotong-sepotong seperti iblis. Apakah
kita sering mendengar ‘mintalah apa saja yang kamu kehendaki , dan kamu akan
menerimanya’ (Yoh 15 :7) Ayat andalan ketika kita ingin doa kita dikabulkan
Tuhan, Tuhan pasti mengabulkan apapun yang kita kehendaki. Kita lupa, ada
kalimat di depannya yang tidak kita refleksikan ‘Jikalau kamu tinggal di dalam
Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu’ Sudahkah kita tinggal di dalam Tuhan
dan firman Tuhan tinggal di dalam kita? Apakah kehendak kita selaras dengan
firman Tuhan?
Teladan Yesus yang ketiga, hanya Allah saja yang patut disembah,
hanya kepada Allah saja kita baktikan seluruh hidup dan diri kita. Sudahkah
kita mengutamakan Allah? Apakah kita masih mengutamakan diri sendiri? Mungkin
kita bisa beralasan, ya namanya manusia hidup ya butuh makan. Tentu, Tuhan
tidak melarang kita untuk makan. Namun, apakah kita sudah mengikuti proses yang
benar dalam mencari rejeki? Apakah nafkah yang kita hasilkan membuat orang lain
terampas kesejahteraannya? Apakah kebahagiaan kita hasil dari membuat orang
lain menderita?