Kamis, 05 Januari 2023

Recuerdame - Is it? Atau Aku Akan Mengingatmu Sepanjang Kubisa


 Hai Hai ^^ Selamat tahun baru 2023 teman-teman.


Ini bukan ngajak melo ya hihihi tapi mau berbagi pemikiran aja dan sekaligus mengajak kita semua bercermin (berefleksi) Konon katanya hidup yang direfleksikan layak dihidupi, kata Socrates ya ^^ bukan kata saya. Kalau kata saya apa yaaa hahaha 'Hidup yang direfleksikan, membawa kedamaian dan kepenuhan diri' - devi pawoko (mimpi kali yeeee, siapa juga mau mengutip hihihi)

Dah balik ke topik ya. Semestinya pemikiran ini saya pernah bagikan ketika teman dekat saya meninggal. Saya merenung. Tiba-tiba teringat film Coco (by Disney) yang mengandung bawang kupas 1 kg itu ya XD Jadi, kalau menurut seluruh indera yang saya punya (yang dikaruniakan Tuhan) dan sejumput akal budi saya, orang meninggal itu kan tinggal roh. Roh itu ya ga punya memori apalagi kemelekatan (awalnya saya sih mikir lebih ekstrim lagi, roh itu tidak punya perasaan, tapi diralat Bejo ya, kayanya make sense juga sih pemikiran dia, Bejo berpendapat Tuhan itu kan Roh, Tuhan bisa mengasihi manusia, mengasihi itu kan bentuk perasaan) Ya akhirnya saya simpulkan kalau roh itu tidak mempunyai kemelekatan.

Jadi, ketika seseorang meninggal, dia ga akan ngotot, kekeuh (seperti contoh film-film ya, entah Coco lah, entah Si Manis Jembatan Ancol lah, entah KKN desa Penari juga :D) "remember me", "i seek for revenge"

Diikuti beberapa kenalan, teman sekolah, suami teman sekolah yang meninggal dan membaca bagaimana kesedihan mereka yang ditinggalkan. Kenangan-kenangan yang diingat dan membangkitkan emosi yang ditinggalkan begitu kuat. 

Kemudian, saya ingat akan Mama. Yes, Mama masih sehat loh tapi ya belum pulih 100% (karena gangguan kejiwaan) Berulang-ulang saya diingatkan pengajaran dr Julianto Simanjuntak, yang kurang lebihnya 'orang dengan gangguan kejiwaan itu tidak bisa kita patok harus bisa pulih 100% ada yang pulih cuma 20%, ada yang 50%, kalaupun >90% dan bahkan 100% itu benar-benar mujizat Tuhan, diterima saja. Namun, saya masih ga rela gitu loh. Merasa tidak bisa melakukan hal-hal yang saya ingin lakukan saat Mama masih normal dulu. Belanja bareng Mama, rekreasi bareng Mama, masak & bikin kue bareng Mama, ngegosip ama Mama.

Saya seolah-olah mencengkeram erat potret Mama yang ideal dan sehat. Bertanya-tanya kapan Mama akan pulih 100%? Kapan kami akan belanja bareng ke Pasar Atum lagi? Ketika melihat Mama maju, hati saya senang. Ketika melihat Mama terpuruh, hati saya sedih. Perasaan saya dipermainkan oleh kemelekatan. Padahal, kalau dilihat apa iya Mama sedih dengan keadaannya sekarang ini? Ya belum tentu :) Mungkin Mama pun sudah berdamai, namun saya yang tidak terima.

Bingung? :D Berat yaaa bahasannya hahahahhah

Yah, in the end, maksud dari refleksi saya adalah :

1. Belajar tidak melekat (ingat, semua yang ada di sekitar kita atau yang melekat dalam diri kita bahkan roh kita, itu cuma anugerah, cuma karunia)

2. Mindful activity, lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan saat ini juga, no procastination ya :) Kangen Papa? Telpon, video call. Mau membantu orang? Sekarang! Pengen memeluk suami? Lakukan sekarang (kalau bisa ya hahaha, maksudnya kalau sama-sama di kantor ya mana bisa ye gak?)

Mungkin teman-teman mikir juga ya, ah jangan jadi orang yang terlalu baik ama keluarga. Yang ada malah kalau kita meninggalkan mereka, mereka bisa nangis kejer dan bahkan bisa aja ga rela. Ya kan? Coba tuh kalau yang meninggal anggota keluarga yang toxic haha Mungkin keluarganya bakal bersyukur dan bersorak ya :D Ets.....iya kalau itu kita duluan yang berangkat, lha kalau orang yang kita kasihi yang berangkat duluan. Coba, apa ga menyesal? ^^

Jadi ya, saya bersyukur banget, 2021 Mama kena anxiety itu, koq saya nurut nasehatnya Suster, telpon lah setiap hari. Seneng banget punya sore yang ditunggu-tunggu, ngobrol ama Mama. Sekarang saya pun masih berharap Mama bisa pulih 100% ya :) tapi saya tidak akan melekat, saya serahkan ke Tuhan. Ya saya lakukan yang saya bisa, itu aja. Mengurangi 'damage' yang saya alami di 2022 kemarin. Itu ya resolusi saya di 2023 : lebih rajin & lebih bebas (tidak melekat)



Life is a mistery, but it's worth to live for.


Have a blessed evening


DPS pamit