Rabu, 02 Januari 2013

Living in The Spotlight - Being Grateful & Enjoy The Moment Given

Selamat malam dan selamat tahun baru... ^^


Wiyuu....kemaren mudik ke Malang, malah ketiduran pas old and new, ga doa, langsung tepar, gara-gara kecapean ngider Jatim Park 2 & Museum Satwa T.T Well...tulisan saya ini bukan resolusi 2013 sih lebih tepatnya.. Terlalu banyak pengulangan kayanya kalo bikin resolusi 2013 hihihihi... *maklum....yang satu itu belum kesampean* Ehh....tapi bukan berarti saya tidak punya resolusi 2013 loh... ^^

Oiya, tulisan ini...saya bikin hasil dari permenungan saya ketika yoga tadi *alamak....yoga ga malah enjoy malah mikir hihihi...ga sih..sebelum yoga tadi, berusaha menelaah why do i feel so stressful* Semoga tulisan & permenungan saya berguna yah buat teman-teman semua ^^

Hmm....hidup di bawah lampu sorot, itulah saya. Maksudnya Dev? Iya, dari kecil udah terbiasa berprestasi *eh...bukan nyombong...tapi emang udah jadi tabiat buruk, saya selalu pengen menang sendiri >,<* Karena langganan juara kelas, ikut lomba ini itu, punya IPK bagus, malah membuat saya mempunyai berderet-deret target hidup, dan semakin ogah hidup 'sederhana' Bukan muluk-muluk sih....maksud saya hidup 'sederhana' di sini, saya ogah hidup mengalir, menjalani ya itu-itu aja, berulang dari pagi sampai malam, tahun besok ya seperti itu, 5 tahun lagi ya tetep seperti itu-itu aja ^^

Parahnya...yang namanya menemukan suami baik & menikah pun saya kategorikan sebagai target, bukan sebagai proses indah yang mungkin akan saya lalui dalam kehidupan saya ^^ Hmmm....bingung? Hihihihi...iya, saya menganggap pernikahan itu adalah suatu tanggal & target yang harus dipenuhi, bukan sebagai proses saling mengasihi antara dua orang, saling menyesuaikan satu sama lain...*kayanya si Kong Ming udah tau banget deh...ambisi pribadi saya punya anak tapi ga punya suami, hihihihi* Terasa weird sih semestinya. Tapi, pelan-pelan ya saya belajar...belajar menyesuaikan dengan kehidupan normal.

Tak dinyana...saya punya suami seorang yang sederhana dengan tingkat 'kepuasan' hidup yang begitu tinggi ^^ mau tak mau, saya pun menyesuaikannya... Ya..seperti status yang pernah saya tulis, menikah seperti menaiki sepeda tandem, tidak bisa seenaknya sendiri memacu kecepatan tertentu. Oiya, perbedaan 'speed' itu tadi, tidak hanya tercermin dari 'speed' makan, 'speed' bicara, 'speed dingin'. Di luar konteks...ada cerita lucu nih, kami waktu itu lagi snorkeling bareng di Phi-Phi, karena saya terlalu cepat 'mengayuh' tangan *bok....soalnya ga bisa berenang, bisanya mengayuh tangan hihihihi* saya tinggalin Hadi di belakang (_ _") Hmmm...padahal si Hadi bisa berenang.... Sampai depan, saya bengong eleh...eleh...ini suami baru berapa hari udah tega ninggalin istri ga bisa berenang di lautan begono.....gggrrrr..... *batin saya waktu itu* Suka lupa atuh kalo speed saya kecepetan. Makin bingung nyari di lautan manusia yang snorkeling ditambah mata minus saya, saya semakin sedih ga nemuin Hadi, ditambah ombak lumayan kenceng, saya pun komat-kamit "Yesus.....bantu saya selamat dari samudera ini" *suka lebay yaa....hahahahahha* dengan 'mengayuh' sekuat tenaga saya berusaha mencapai perahu yang kami tumpangi tadi, dan duduk-duduk nungguin si Hadi. Setelah ketemu & saya 'semprot' baru ketauan lah kalo ternyata saya yang meninggalkan dia, bukan dia yang meninggalkan saya *tepok jidat*

Oiya, balik lagi nih... :D ya itu tadi, berderet-deret target yang saya set, saya lupa bahwa yang saya cantumkan jadi target itu idealnya adalah sebuah proses indah yang bisa dikatakan sebagai buah cinta kasih dan karunia Tuhan. One of them, punya anak. Pengennya dulu sebelum nikah, punya anak 3, cowok cowok cewek. Lucunya, tak semudah yang dibayangkan bahwa setiap orang 'sehat' dan 'normal' yang menikah bisa langsung mempunyai anak. Semestinya saya tahu sih hal itu...kapanan pernah dengar semacam talk show yang menyebutkan bahwa kemungkinan sepasang perempuan 'normal dan sehat' dengan lelaki 'normal dan sehat' untuk mempunyai keturunan adalah 25% so? 75% itu hak prerogatif Tuhan :D Kalau dipikir-pikir lagi, dengan asumsi tidak mau hamil lagi di atas umur 35 berarti saya kudu punya anak cepat dan dengan jarak pendek pula... Kebayang kan....bergudang-gudang pemikiran yang menyertainya, penghasilan kami, rumah kami, fasilitas yang kudu kami sediakan untuk ketiga anak itu. Jadinya? Punyeng binti maimun :D

Kemudian...saya kembali melihat 'kenyataan' di luar sana, ada beberapa teman yang 'sakit' hmmm....lucunya saya.. Apa iya saya patut mengomel-ngomel ke Tuhan, kenapa begini, kenapa begitu? Apa iya saya patut bersedih atas semua karunia yang sudah saya dapatkan secara gratis dari Tuhan dengan alasan target saya belum terpenuhi?


Sedih? Hehehehhe.... *malu* ya, sekali lagi saya di'tempeleng' Tuhan, bahwa ada beberapa 'plan' saya yang kudu di're-setting, dan seharusnya saya bisa berterima kasih atas semua karunia yang Tuhan berikan ke saya. Malu saya jadinya, menganggap bahwa mempunyai anak adalah suatu prestasi, lantas...kalau sudah punya anak, saya tak berhenti 'living in the spotlight' saya tuntut anak saya untuk jadi yang terbaik? Karena punya anak berprestasi adalah suatu prestasi pula bagi saya. Ironis? Ya untuk saat ini.

Tapi, saya sudah membulatkan tekad. Saya belajar untuk menikmati semua itu. Punya anak 1, punya anak 2, punya anak 3 atau tidak punya anak, itu adalah proses. Mungkin...keputusan saya itu akan 'melukai' beberapa orang yang juga mencintai saya. Tapi, saya ingin menikmati sajalah proses yang diberikan Tuhan saat ini, proses penyesuaian dengan suami saya, proses pencarian rumah baru untuk keluarga kami kelak, proses menjadi pribadi yang lebih baik, dan proses menuju impian saya yang tertunda.

Jujur...di saat saya jenuh dengan mencoba menjadi pribadi yang lebih baik dengan cara hidup 'biasa-biasa' saja atau berusaha 'memperlambat' ritme saya, baik ritme berpikir ataupun bertindak, timbul suatu pertanyaan dalam diri saya, 'kenapa harus saya?' 'hei...suamiku, kenapa bukan kamu yang mempercepat ritmemu mengejar aku?' Jawabannya...ya mungkin memang saya perlu ketenangan ^^ dan sedikit penghiburan 'sen waras ngalah' (yang normal mengalah) :p Ga seperti itu sih...hihihihi...ya...berusaha berdoa saja supaya Tuhan menyesuaikan saya dan juga suami saya menjadi pribadi yang lebih baik lagi.


Hmmm.....begitulah... So...buat para Istri-istri di luar sana yang 'belum' bisa punya anak, atau...'tidak bisa' punya anak, come on....keep your chin up babes ;) nikmatilah hidup & tetap berjuang dengan hati yang ceria.. Sometimes, ada banyak hal yang kita lewatkan gara-gara terfokus pada target-target dan target. Padahal, tahapan hidup seseorang (lahir-dewasa-menikah-punya anak-punya menantu-punya cucu-meninggal) itu suatu proses indah, bukan target ^^ at least...bikin kita melakoninya jadi lebih enteng bukan? *yeee......bukannya yang gitu elu doang Dev? hihihihihi ^^V* Dan juga buat para jomblo-jomblo *ga peduli cowok cewek, Vivooo....udah ga usah pusingin kenapa orang-orang panggil kamu Romo :D* ga usah manyun kenapa koq target belum tercapai...hmmm....nikmati ajah ^^ Kaya temen saya yang cerita 'g ogah Dev ngalah ama cewek-cewek, yee....emang siapa mereka' dengan entengnya saya jawab 'ya mungkin karena belum ketemu the one ;) ntar ketemu juga iya iya deh....' sambil disahut 'iya juga yah' Don't worry be happy, hakuna matata!


Akhir kata : TETAP SEMANGAT! :D


Tuhan memberkati...


DPS pamit

2 komentar: